Thursday, August 10, 2017

History is written by the victor; idiom populer ini selalu menjadi perdebatan di kalangan sejarawan, namun bagi saya ada  pelajaran besar yang dapat dipetik  : sejarah dibentuk oleh pihak yang menulis, terlepas dia pemenang atau tidak.
Sejarah Dibentuk Oleh Mereka Yang Menulis

Marcopolo The Explorer
Sebuah legenda menyebutkan bahwa pasta Itali yang mahsyur dibawa oleh penjelajah tangguh Marco Polo setelah melakukan perjalanan ke Tiongkok pada abad ke 11. Dalam perjalanannya ke dunia timur selama 24 tahun tersebut, Marco Polo menemukan bahwa masyarakat Tiongkok gemar mengonsumsi produk olahan tepung gandum dan telur yang berbentuk seperti kumis kucing, makanan ini mereka sebut sebagai miantiao; alias mie.
Karena terpesona oleh kelezatannya, Marcopolo membawa kuliner baru ini ke kampung asalnya, Venesia. Rupanya rekan-rekan Marcopolo yang mayoritas bangsawan Itali pada periode itu sangat doyan dengan kelezatan dari kuliner eksotis dari negeri seberang ini. Akhirnya mie pun diadopsi didunia barat kedalam aneka hidangan pasta populer seperti lasagna, fettucini maupun sphagetti.
Bertahun-tahun kita percaya bahwa bangsa Tiongkoklah penemu cikal bakal pasta pertama kali di dunia. Apalagi karena kebiasaan bangsa Tiongkok yang senang menulis, resep mie dapat ditelusuri hingga jaman dinasti Han (206 Sebelum Masehi).
Namun demikian, sebuah penelitian tahun 2011 rupanya mengungkapkan sebuah penemuan yang membuat geger dunia pasta. Tiga abad sebelum resep mie ditorehkan di buku memasak kerajaan dinasti Han, rupanya terdapat peninggalan pada reruntuhan kota Lagana yang menjadi bukti bahwa bangsa Yunanilah yang pertama kali mengolah pasta di muka bumi.
Bahkan melalui jalur peta perdagangan Yunani, Arab dan Cina pada periode itu, terdapat indikasi bahwa sebenarnya bangsa Tiongkok-lah yang sebenarnya mengadopsi panganan mie dari bangsa Yunani.
Sialnya, bangsa Yunani bukanlah bangsa yang senang menulis resep, sehingga walaupun terdapat berbagai peninggalan pasta lagana tersebut, sejarawan tetap merujuk bangsa Tiongkok sebagai penemu hidangan pasta pertama di muka bumi.
Kisah di atas, menjadi ilustrasi bagaimana pengaruh tulisan dapat menentukan arah sejarah dan pemahaman umat manusia ke depan mengenai sesuatu hal.

Pengalaman Pribadi Dalam Menulis Blog
Mengetahui betapa krusialnya tulisan dalam membangun peradaban, membangkitkan keinginan saya untuk memulai budaya menulis didalam diri. Namun apa lacur, selama bertahun-tahun, berkat tekanan dari pendidikan formal maupun dari lingkungan sekitar, kegiatan menulis menjadi pengalaman yang kurang menyenangkan bagi saya. Tekanan ini muncul akibat saya terpaksa menulis topik yang tidak saya sukai, dengan gaya bahasa yang tidak saya sukai dan pada tenggat waktu yang juga lagi-lagi...tidak saya sukai.
Selama bertahun-tahun kegiatan menulis saya lakukan hanya untuk formalitas belaka, hanya untuk menyampaikan informasi dalam rangka memenuhi tuntutan pendidikan atau pekerjaan, tidak kurang dan tidak lebih.
Meskipun begitu, keinginan untuk belajar menulis tetap ada, saya mencoba secara otodidak untuk mempelajari struktur dan gaya tulisan di beberapa media. Namun demikian, bahasa koran yang cenderung hanya melaporkan tidak menggugah gairah menulis saya, bahasa majalah yang cenderung populer juga tidak menarik minat saya dengan alasan sulit diimplementasikan dalam pekerjaan sehari-hari.
Saya cukup beruntung karena perundungan tersebut tidak berlangsung lama, tuntutan untuk mencari informasi mengenai kebijakan moneter menuntun saya untuk menjumpai beberapa artikel blog milik senior di Bank Indonesia. Berbeda dengan medium lain yang terpaku dengan gaya tertentu, gaya menulis pada artikel blog saya nilai lebih dinamis, lebih bebas dan lebih lepas.
Teori mengenai peran dan fungsi bank sentral yang njlimet dapat diterangkan dengan gaya yang lebih membumi pada Blog Pak Iwan Djunanto. Penjelasan mengenai perkembangan kebijakan moneter yang membosankan dapat dikemas dengan apik dan menarik pada artikel blog Pak Gatot Manan. Dan masih banyak contoh lain blogger Bank Indonesia lain yang menginspirasi saya.
Ini medium menulis gue! Asyik sepertinya menulis blog sambil menyeruput secangkir kopi panas di kafe! Begitu kira-kira pikiran saya kala itu. Namun demikian sayangnya (1) load pekerjaan yang sangat tinggi membuat saya harus berpikir 2 kali untuk meluangkan waktu menulis (2) saya tidak punya laptop untuk nongkrong.
Pucuk dicinta ulam tiba, pada medio tahun 2014, Departemen Komunikasi BI mengadakan Kompetisi BLOG Bank Indonesia dengan hadiah laptop. Tergiur dengan hadiah yang ditawarkan dan didorong oleh keinginan untuk belajar nge-Blog, saya mulai mencoba untuk menulis artikel BLOG untuk diikutkan dalam lomba dimaksud.
Namun demikian sayangnya, pada event tersebut saya belum dapat meraih podium juara. Namun demikian saya tidak menyesal mengikuti lomba dimaksud, karena melalui partisipasi pada lomba Blog, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti workshop menulis & komunitas Blogger Bank Indonesia.
Melalui berbagai pelatihan dan workshop yang diselenggarakan, pengetahuan saya mengenai diksi, angle, struktur kalimat dan kepercayaan diri dalam menulis semakin meningkat. Dalam workshop tersebut, saya juga menjadi terdasar bahwa, seluruh pegawai Bank Indonesia adalah agen komunikasi, dan salah satu media yang dapat kita gunakan untuk menjelaskan kebijakan Bank Indonesia secara membumi adalah media Blog.

Peran Blog Dalam Mencapai Visi BI 2024
Bank Indonesia kini sedang berjuang untuk menjadi visinya sebagai bank sentral terbaik di regional tahun 2024. Untuk mencapai visi tersebut, pemahaman mengenai kebijakan bank sentral tidak hanya harus dipahami oleh internal Bank Indonesia, namun juga khalayak umum. Agar pesan yang disampaikan dapat dipandang dari kacamata awam, selain menggunakan bauran komunikasi formal, pegawai Bank Indonesia juga harus secara proaktif mendukung proses komunikasi kebijakan BI, salah satu upaya yang dapat dilakukan, ya dengan menulis Blog.
Saya ingin menjadi bagian dari transformasi BI sebagai bank sentral terbaik di regional. Secara pribadi saya juga ingin menjadi penulis yang lebih baik. Hal inilah yang terus memovitasi saya untuk mencoba belajar menulis Blog.
Saya telah menulis di beberapa medium seperti koran, artikel majalah milik pemerintah daerah dan blog. Namun demikian menurut saya blog adalah salah satu sarana terbaik untuk berlatih menulis, karena selain adanya kebebasan memilih topik, juga ada sense of accomplishment ketika kita mempublikasikan suatu tulisan secara online. Mengetahui tulisan saya dibaca oleh orang lain dan mendapatkan feedback baik positif atau negatif membuat saya terdorong untuk menulis lebih banyak dan lebih baik lagi.
 Saya juga merasa bahwa dengan menjadi seorang blogger saya jadi lebih banyak membaca, terutama tulisan dari rekan-rekan blogger yang lain. Tentu saja hal ini memperluas pengetahuan saya dan menginspirasi saya dalam banyak hal. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bahwa saya dapat membaca tentang perspektif yang berbeda-beda dalam memandang suatu masalah dan hal ini membuat saya belajar bahwa perbedaan pendapat bukanlah hal yang perlu dicemaskan tetapi justru dapat menjadi kunci dalam suatu pemecahan masalah.
Sebagai seorang pegawai Bank Indonesia dan blogger pemula, saya merasa bangga dan beruntung dapat berada di lingkungan kerja yang sangat mendukung dan mengapresiasi karyawannya dalam hal menulis. Saya merasa strategi yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi Bank Indonesia untuk menumbuhkan minat menulis melalui Blogging sudah sangat baik, karena selain dapat meningkatkan kualitas pekerjaan para pegawai, dengan memfasilitasi kegiatan blogging, Bank Indonesia juga dapat menjangkau kalangan yang lebih luas ketika diperlukannya sosialisasi kebijakan-kebijakan baru.
Dengan adanya komunitas blogger BI, penyampaian informasi mengenai kebijakan atau inovasi perbankan baru menjadi lebih mudah untuk diterima oleh masyarakat. Para blogger dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui tulisan di blognya secara lebih membumi, dengan kata-kata dan istilah yang lebih membaur sehingga masyarakat dapat lebih memahami informasi yang ingin disampaikan. Para blogger juga merupakan kekuatan yang dapat diandalkan untuk menjelaskan sudut pandang instansi apabila muncul isu-isu meresahkan yang perlu diluruskan di masyarakat tentang suatu kebijakan baru.

Bank Indonesia merupakan lembaga yang memahami dan dapat memanfaatkan teknologi dan tren jurnalistik yang berkembang pada saat ini. Dengan memelihara dan mengembangkan kemampuan dan kreativitas menulis para pegawainya, Bank Indonesia akan memiliki sumber daya manusia yang mampu menorehkan ide-idenya sehingga inovasi-inovasi baru yang bermanfaat pun akan semakin marak. Bank sentral yang mampu menyatukan tren, teknologi dan memupuk skill dari para talentnya merupakan bank sentral yang siap menuju visi sebagai bank sentral terbaik di regional. Sedangkan bank sentral yang menyampaikan kebijakannya melalui tulisan merupakan bank sentral yang siap mengukir sejarah.

Sunday, July 31, 2016

Evolusi Kota Gotham & Batman: Antara Peradaban & Penggerak Perekonomian

Sebagai seorang penggemar sinema layar lebar, ada sebuah detail yang mempesona saya. Jika kita memperhatikan perkembangan film-film yang mengangkat kisah tokoh manusia kelelawar rekaan DC Comics, yaitu Batman, rupanya tidak hanya sang tokoh utama yang mengalami perubahan, namun kota tempat sang ksatria kegelapan bernaung, yaitu kota Gotham, juga terus menerus berkembang. Beberapa sumber bahkan mengatakan bahwa jangan-jangan sebenarnya malah sang tokoh utama, yaitu Batman yang sebenarnya mengikuti perkembangan kota Gotham!
Kota Gotham versi layar lebar pertama diperkenalkan oleh Tim Burton pada tahun 1989. Pada era tersebut, Gotham digambarkan sebagai kota yang penuh dengan gedung pencakar langit bernuansa gothic. Pada  medio 1990 kita mengenal kota Gotham yang lebih komikal dan penuh lampu neon sebagaimana digambarkan dalam film Batman Forever (1995) dan Batman & Robin (1997). Sekitar satu dekade lalu, para pencinta film menyanjung versi kota Gotham yang lebih realistis ala Christoper Nolan dalam trilogi Dark Knight (2005-2012).
Evolusi kota Gotham selalu dibarengi dengan evolusi dari sang tokoh utama, yaitu sang ksatria kegelapan, Batman. Gotham yang bernuansa gothic dijaga oleh Batman yang menggunakan kostum sangat gelap & hampir tidak pernah tersenyum. Versi Gotham  yang lebih ringan dan komikal dipunggawai oleh Batman yang lebih kocak & humoris. Sedangkan kota Gotham yang realistis pada trilogy Dark Knight digawangi oleh Batman yang lebih membumi dan lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Bagi saya, peran Batman dalam menjaga Kota Gotham sebagai perlambang pusat peradaban yang terus berkembang, tidak hanya dapat dipandang sebagai upaya untuk menjaga keamanan belaka. Lebih luas lagi, peran Batman juga dapat dipandang sebagai agen dalam mewujudkan situasi perekonomian yang inklusif. Sebuah kondisi dimana perekonomian dapat berjalan optimal, karena setiap warga kota Gotham memiliki kepastian untuk berusaha, berkreasi tanpa harus dihantui bayang-bayang bahwa segala jerih payah mereka dapat hilang dalam satu malam akibat brutalitas kriminal yang menghantui kota Gotham.
Perkembangan Kota & Sistem Pembayaran
Seperti halnya Kota Gotham, perkembangan kota sebagai pusat peradaban di dunia nyata juga rupanya tidak kalah unik & glamor. Dimulai dari peradaban Uruk di daerah Mesotopamia yang dianggap sebagai peradaban kota pertama di dunia, berdirinya kota Roma yang disebut-sebut sebagai kota metropolis pertama, dan kebangkitan konsep smart city yang muncul belakangan ini sebagai solusi akan kebutuhan masyarakat yang semakin mendambakan hunian aman, nyaman dan berdaya saing dalam hal perekonomian.
Untuk menjaga agar aktivitas perekonomian dalam kota dapat berjalan optimal, setiap kota membutuhkan “Batman”, agen yang berperan untuk untuk mewujudkan situasi keuangan yang inklusif. Agen yang mampu menjamin warganya mendapatkan imbal balik yang pasti atas kerja keras yang mereka lakukan (unit of count). Alat yang mampu memberikan ketentraman, kenyamanan dan kemudahan dalam melakukan aktivitas perekonomian (medium of exchange). Dalam dunia nyata, fungsi ini dilakukan oleh Sistem Pembayaran.
Seperti halnya kota, instrumen sistem pembayaran juga terus berkembang dari waktu ke waktu. Dari mulai penggunaan komoditas sebagai alat barter, munculnya koin di kota Lydia (kini Turki Barat) pada tahun 600 SM  sampai dengan inovasi bank notes (surat pengakuan utang bank) pada abad 7 M di China yang menginspirasi kebangkitan uang kartal di Eropa pada abad 13.
Seperti yang kita ketahui, penggunaan uang kartal sebagai instrumen pembayaran masih terus berlanjut saat ini, meskipun kebanyakan uang kartal di dunia diterbitkan oleh otoritas moneter masing-masing negara. Evolusi sistem pembayaran ini terjadi untuk menjawab kebutuhan dan tantangan dari aktivitas perekonomian yang terjadi pada masing-masing pusat peradaban.

Evolusi Berikutnya: Implementasi Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Pusat Peradaban & Mata Uang
Perkembangan teknologi sistem informasi pada akhir abad 20 telah membuka banyak peluang dan kemudahan bagi masyarakat. Dan perkembangan kota pun tidak luput dari sentuhan teknologi tersebut.
Melalui implementasi teknologi informasi dalam manajemen kota, kita dapat mewujudkan kota mengetahui(sensing) keadaan di dalamnya, memahami (understanding) keadaan tersebut lebih jauh, dan melakukan aksi (acting) terhadap permasalahan tersebut. Konsep inilah yang baru-baru ini dipopulerkan dengan istilah Smart-City.
Manajemen data dan informasi menjadi semakin penting untuk mewujudkan aspek kunci dari smart city, yaitu: smart environment, smart governance, smart mobility, smart economy, smart living dan smart citizen. Dengan pengelolaan data dan informasi yang baik pemerintah dapat memformulasikan kebijakan terbaik sebagai solusi atas masalah riil yang dihadapi warganya dan mengajak masyarakat untuk berkolaborasi untuk memberikan solusi yang lebih mantap.
Namun demikian peningkatan kebutuhan akan data ini harus dibayar dengan harga mahal. Masyarakat urban yang hidup di smart city umumnya harus menyediakan informasi yang cukup bagi pemerintah agar sistem layanan publik dapat berjalan optimal.
Oleh karena itu seringkali masyarakat dijejali dengan berbagai macam kartu, mulai dari kartu kesehatan, asuransi, pendidikan, tempat tinggal, identitas sampai dengan kartu untuk pembayaran. Kartu-kartu ini sendiri berperan sebagai wadah atas berbagai informasi vital  untuk mengakses layanan publik atau bertransaksi dengan pemerintah atau perbankan.
Untuk mengatasi hal tersebut, kita membutuhkan sebuah instrumen baru yang selaras dengan perkembangan teknologi yang melandasi smart city, atau bisa diibaratkan Gotham baru yang kini lebih hi-tech dan futuristik, memerlukan Batman  baru yang efisien dan canggih untuk memastikan roda perekonomian kota terus berjalan.
Unifikasi kartu identitas, layanan publik dan e-payment menjadi salah satu solusi untuk tantangan tersebut. Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan inisiasi untuk menggabungkan sistem dan fungsi e-money, identifikasi penduduk dan akses layanan publik dalam sebuah kartu revolusioner multifungsi bernama kartu Jakarta One sebagai salah satu bagian penting dalam konsep Jakarta Smart City.
Sesuai kewenangannya, BI mendukung pengembangan smart city melalui elektronifikasi dalam sistem pembayaran baik di tingkat pemerintah maupun masyarakat. Bagi Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran, penggunaan kartu multifungsi tersebut membantu untuk memasyarakatkan penggunaan e-money sebagai bagian dari Gerakan Nasional Non Tunai dan elektronifikasi keuangan.
Melalui kartu ini, masyarakat dapat menggunakan kartu sebagai alat pembayaran Trans Jakarta, Vending Machine, Rusun bersubsidi, listrik, air & telepon, apotik dan masih banyak lagi.  Kedepan kartu ini juga direncakan untuk dapat menjadi alat pembayaran untuk Electronic Road Pricing (ERP) dan sarana transportasi MRT dan monorail. Nomor Induk Kependudukan dan Nomor Identitas Khusus juga turut tercantum dalam kartu ini, sehingga dalam mengakses aneka layanan publik, masyarakat tidak perlu lagi menyimpan aneka macam kartu untuk setiap jenis layanan.
Implementasi kartu Jakarta One tidak hanya meningkatkan efisiensi pengelolaan kartu oleh masyarakat, namun juga dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mendapatkan informasi yang sangat besar mengenai efektivitas kebijakan, permasalahan di lapangan dan mencari solusi terbaik berdasarkan informasi yang dikumpulkan tersebut.
Melalui unifikasi kartu ini juga diharapkan data dan informasi menjadi semakin terbuka, transparan sehingga memungkinkan kolaborasi antara berbagai macam pihak untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam smart city tanpa mengabaikan aspek keamanan. Di masa mendatang bukan tidak mungkin masyarakat mengurus pembuatan KTP di Bank Umum, dikarenakan informasi sudah tersinergi antara pemerintah, perbankan dan masyarakat & batas antara kartu identifikasi dan kartu pembayaran elektronik menjadi semakin bias.
Kota sebagai pusat peradaban selalu berkembang. Dan dibalik setiap perkembangan peradaban selalu hadir agen perekonomian inklusif yang membantu menjaga agar roda perekonomian terus berjalan. Gotham memiliki Batman, sementara kota di dunia nyata, sistem pembayaran yang tangguh hadir untuk memastikan seluruh masyarakat dapat mengoptimalkan perannya dalam memajukan perekonomian.
Mengutip Gubernur DKI Jakarta, Basuki Cahya Purnama, smart city bukan hanya masalah teknologi, tapi kegunaan untuk masyarakat. Dengan implementasi smart payment, smart identification dan smart service yang terunifikasi dalam smart card, maka diharapkan kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik yang berimbas pada kualitas hidup masyarakat di perkotaan menjadi semakin meningkat yang pada akhirnya mendorong peran kota sebagai wadah menuju smart nation.



Kurangi Mubazir Dengan Teknologi Mutakhir

Pada abad ke-21 ini perkembangan populasi, khususnya pada daerah perkotaan, menjadi salah satu permasalahan utama di hampir seluruh kota di dunia. Manusia telah berevolusi dari spesies hunter-gatherer menjadi spesies urban. Hal ini dibuktikan dengan persentasi penghuni kota yang kian meningkat, dari angka 3% per jumlah penduduk dunia pada abad ke-18, hingga 30% per tahun 1950 yang lalu menjadi 50% per tahun 2008, dan diperkirakan untuk terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Semakin tingginya densitas penduduk kota dan terbatasnya sumber daya yang ada tentu saja menimbulkan problematika klasik dimana supply tidak dapat memenuhi demand. Salah satu pakar ICT dan Smart City developer, Larissa Suzuki, pada salah satu presentasi TEDx Talks mengemukakan bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kota dengan sistem pengelolaan sumber daya yang tersedia saat ini maka dalam 40 tahun kedepan kita akan memerlukan tiga buah planet bumi. Suzuki juga mengungkapkan bahwa diskonektivitas antara satu sektor ke sektor yang lain dalam sistem perkotaan adalah hal utama yang menyebabkan terjadinya waste, baik dalam bentuk sumber daya alam, energi, waktu dan polusi. Agar suatu kota dapat mempertahankan pembangunan yang berkelanjutan, maka kita harus memperkecil terjadinya waste dengan meningkatkan efisiensi. Dan dengan sokongan teknologi yang ada saat ini maka konektivitas, integrasi data dan knowledge-sharing antar sektor dapat diciptakan sehingga efisiensi dapat terwujud. Peningkatan efisiensi untuk mengeliminasi waste yang didukung dengan aplikasi teknologi inilah yang menjadi landasan dari lahirnya konsep Smart City.
Sebuah smart city didefinisikan memiliki beberapa aspek kunci, yaitu: smart environment, smart governance, smart mobility, smart economy, smart living dan smart citizen. Menarik bagi saya, sebagai seorang penduduk kota, bahwa perubahan suatu kota menjadi sebuah smart city tidak selalu bersifat top-down, dimulai dari pemerintah kota kepada penduduk. Perubahan tersebut  juga bersifat bottom-up, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan penduduknya dengan memanfaatkan tekonologi dan informasi yang ada. Smart citizen is indeed the making of smart cities. Dengan berbagai aplikasi teknologi yang tersedia masyarakat dapat mengidentifikasi dan mencari solusi dalam menghindari terjadinya waste dalam lingkungan dan kesehariannya dan menjadikan kehidupan dan tempat hidupnya menjadi lebih baik.
A Waste of Time and Money
Tidak dapat dipungkiri jika waste sering terjadi dalam keseharian kita, dan dua hal yang sering terjadi adalah adanya waste dalam perkara uang dan waktu.
Ketika kita bertransaksi dengan memakai uang tunai untuk membayar tagihan yang jumlahnya tidak bulat, kita lebih sering menggunakan pecahan yang lebih besar daripada uang pas. Terkadang kembalian yang kita dapatkan disimpan dengan sembarangan karena terburu-buru dan lalu terlupakan atau bahkan hilang. Ini merupakan waste yang sebenarnya sering terjadi dan sering kita abaikan. Tetapi apabila kita akumulasikan transaksi per transaksi setiap bulan dan setiap tahunnya, tentu jumlahnya akan menjadi signifikan.
Alternatif dari pembayaran tunai ini tentu saja telah ada sejak lama. Masyarakat, khususnya di kota-kota besar, pun sudah familier dalam menggunakan beragam layanan keuangan berbasis digital, khususnya Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan e-Money. Untuk pembayaran dengan nominal besar, masyarakat cenderung memilih untuk memakai kartu debit/kredit. Sedangkan untuk pembayaran mikro yaitu pembayaran dengan nominal kecil namun berfrekuensi tinggi solusinya adalah dengan menggunakan e-Money. Beberapa waktu yang lalu, PemProv DKI Jakarta dengan bekerjasama dengan Bank DKI dan Bank Indonesia juga telah resmi meluncurkan kartu Jakarta One. Peluncuran kartu ini adalah salah satu program dalam mendukung diwujudkannya Jakarta Smart City dan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dan keterbukaan informasi. Kartu ini merupakan kartu multifungsi yang dapat untuk berbagai hal mulai dari pembayaran naik bus Transjakarta, RSUD, rusun, pajak, retribusi, parkir meter, MRT, asuransi BPJS hingga penyaluran kredit kepada pelaku usaha kecil menengah. Bayangkan betapa praktisnya jika alih-alih harus membawa uang tunai dan kartu-kartu yang membuat dompet kita menjadi berat, kita cukup hanya membawa satu kartu multifungsi saja.
Selain meminimalisasi kemungkinan terjadinya waste, penggunaan uang elekronik ini juga dapat menjadi salah satu sarana dalam mengontrol budget baik personal atau rumah tangga. Setap transaksi yang terjadi dengan menggunakan uang elektronik akan tercatat secara akurat pada sistem informasi bank yang bersangkutan. Data riwayat transaksi ini dapat diakses setiap saat oleh nasabah yang lalu dapat dipergunakan untuk membuat rencana keuangan yang lebih baik. Tentu saja hal ini harus didukung pula dengan terus mengedukasi masyarakat tentang penggunaan uang elektronik secara aman, bijak dan bertanggung jawab agar terbentuklah smart citizen yang mampu menggunakan uangnya dengan cerdas.
Aplikasi uang elektronik juga dapat berperan dalam mengurangi waste dalam hal waktu. Kemudahan transaksi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja hanya dengan berbekal koneksi internet dan aplikasi m-banking yang ada didalam gadget kita tentu saja akan meminimasi waktu yang terbuang dibandingkan jika kita melakukan proses transaksi secara tunai. Kita tidak lagi harus bertansaksi secara face to face ketika hendak memesan makanan, mereservasi hotel, dan membeli tiket pesawat, tetapi cukup dengan memakai aplikasi seperti Gojek, dan membuka situs Agoda dan Traveloka. Dengan ini waktu tempuh yang dieliminasi untuk melakukan transaksi-transaksi tersebut secara langsung dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih berguna.

Smart Money, Smart Living, Smart City

Perubahan dimulai dari hal-hal kecil. Sebagai penduduk kota marilah kita manfaatkan teknologi yang ada untuk memudahkan dan menata kehidupan kita dengan lebih baik. Dari mulai membiasakan diri untuk melakukan pembayaran secara elektronik, kita sudah dapat mengurangi dua jenis waste dan menjalani keseharian dengan lebih baik, smart living. Dan apabila setiap oenduduk telah menjadi smart citizen yang menjalankan smart living, tentu saja bukanlah mimpi untuk mewujudkan smart cities di negara kita tercinta ini.

Sunday, January 23, 2011

Dealing With Psychopath In Organization

Anda pernah mengenal orang dengan ciri-ciri seperti ini? 1. Sering menampilkan sikap yang menarik ke orang yang baru dikenal / bos/ atasan, cenderung dibuat-buat, memesona, dan menebarkan sikap hangat; 2. Beranggapan dirinya yang paling penting dan harus diistimewakan; 3. Sering memperlihatkan perlakuan yang impulsif (meledak-ledak), sulit menunda dan mengendalikan emosi; 4. Hubungan pertemanan atau hubungan sosial yang singkat;5. Sering berbohong, menipu, dan mengkhianati; 6. Kurang tanggung jawab atas perbuatannya, berani mengambil keputusan berisiko dan tidak dapat belajar dari pengalaman; 7. Kurang mampu merasakan perasaan orang lain, tidak peduli orang lain menderita; 8.Cenderung menyalahkan orang lain untuk apa yang telah dilakukannya.
Jika ya, selamat anda bisa jadi pernah atau sedang berinteraksi dengan seorang psikopat!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikopat adalah orang yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang sehingga mengalami kesulitan dl pergaulan. Psikopat merupakan gangguan jiwa, namun bukan termasuk kegilaan (schizo), karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya, oleh karena itu psikopat memiliki kategori sendiri, yaitu psikotik.
Sifat dasar seorang psikopat adalah tidak mampu berempati kepada orang lain secara emosional, namun dia dapat mempelajarinya secara intelektual. Digabungkan dengan sifat impulsif untuk mencapai / memiliki sesuatu, dan memiliki kecerdasan untuk mengobservasi dan memanipulasi targetnya, seorang psikopat dapat mengurangi kualitas hidup targetnya secara signifikan dengan mengurangi kepercayaan diri targetnya, memicu konflik secara persisten dan menyerap sumber daya (dan esens kehidupan) targetnya. Hal ini dilakukan oleh psikopat untuk mencapai hal yang diinginkannya tersebut. Para psikopat bersembunyi melalui berbohong, mencurangi, mencuri, memanipulasi, mengorbankan, dan menghancurkan targetnya.
Satu persen dari populasi dunia adalah pengidap psikopat dan publik saat ini masih mempercayai bahwa psikopat adalah pembunuh yang hanya ada di organisasi kriminal, penjara atau kisah thriller, padahal ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.
Seorang psikolog kriminal dari University of Sidney, Australia, Dr John Clark berpendapat bahwa kebanyakan psikopat justru berada di ruang rapat, kursi parlemen bahkan ruangan seorang CEO. Penelitian Dr. Paul Babiak dan Prof. Bob Hare dari University of British Columbia bahkan menyatakan bahwa dari 1 dari 25 pemimpin bisnis bisa jadi adalah psikopat.
Mereka yang disebut psikopat organisasi kini disinyalir berkembang pesat di dunia bisnis, karena kezaliman dan nafsu mereka sering kali disalahartikan oleh pimpinan puncak sebagai ambisi dan keterampilan memimpin. Psikopat organisasi akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kekuasaan, status, dan upah yang mereka inginkan. Perbedaan psikopat kriminal dengan psikopat organisasi adalah, psikopat kriminal menghancurkan korban secara fisik, sedangkan psikopat tempat kerja menghancurkan korbannya secara psikologis
Gangguan ini tidak terlihat, sebab psikopat organisasi mampu melakukan penyamaran karena memiliki daya tarik tinggi, status tinggi dan melakukan manipulasi perilaku di tempat kerja. Hasil penelitian Babiak & Hare menunjukan bahwa psikopat sebenarnya punya kinerja manajerial yang buruk tetapi mereka mampu menaikkan karirnya hingga di puncak pimpinan karena mampu menutupi kelemahannya dari atasan maupun bawahan secara baik dan menawan.
Kondisi ini kata Dr Babiak, membuat orang sulit membedakan mana pemimpin yang benar-benar berbakat dan mana yang psikopat. "Semakin tinggi jabatan seorang psikopat maka semakin tampak baik mereka terlihat dengan kharisma dan gaya bicaranya yang baik," timpal Prof Hare. Tapi jika melihat hasil kinerja mereka yang sesungguhnya dengan tingkat produktivitas yang dihasilkan menurut Prof Hare itu sangat menyedihkan. Psikopat ini terlihat berprestasi karena mampu menggunakan pesonanya, melakukan manipulasi, intimidasi atau apa pun yang diperlukannya.
Masalahnya adalah, hal yang sangat kita cari dalam diri para pemimpin dimiliki oleh para psikopat, yaitu kemampuan meyakinkan orang lain. Oleh karena itu tidak heran jika beberapa profesi yang memerlukan keahlian tersebut seperti politik maupun bisnis menjadi magnet bagi orang-orang yang memiliki gangguan psikopati Pengidap psikopat secara alami mereka dapat menarik Anda dengan pesonanya dan menempatkannya dalam bahasa yang tepat dan terdengar seperti pemimpin yang karismatik.
Siapa yang biasanya menjadi korban? Tentunya orang-orang yang dapat mereka manipulasi, secara spesifik biasanya anak buahnya atau orang-orang yang dianggap memiliki kedudukan dibawahnya dalam organisasi. Psikopat akan membuat mereka terlihat buruk di depan atasannya, menyebarkan gosip yang membuat mereka dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya dan bahkan secara frontal melakukan intimidasi.
Psikopat sangat sulit, atau bahkan mustahil untuk disembuhkan. Di beberapa negara maju undang-undang antipsikopat telah dicanangkan untuk melindungi korban psikopat. Di Belanda, Undang-Undang Antipsikopat diluncurkan dua kali pada abad ke-20 dan di tahun 2002. Demikian pula di Amerika Serikat, hukum antipsikopat dimulai tahun 1930-an.
Namun sayangnya namun di Indonesia, perlindungan hukum semacam ini belum tersedia yang mengakibatkan perilaku psikopat dapat menjamur asalkan tidak menimbulkan tindak kriminal. Walaupun pengidap psikopat sulit diubah perilakunya, namun menurut Dr. Hare terdapat beberapa yang dapat kita lakukan untuk menghadapi psikopat, antara lain:
1    Apa pun alasan yang membuat Anda sampai terlibat dengan psikopat, jangan menyalahkan diri sendiri karena sikap dan perilakunya. Psikopat biasanya mampu memesona orang lain sehingga bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia cenderung menjerat siapa saja agar memikirkan dan memenuhi keinginannya, bukan hanya Anda. Sadarilah bahwa Anda belum mengetahui hal ini. Jika bukan Anda, akan ada orang lain yang mengalaminya. Semua ini terjadi karena ia sendiri dan perilakunya yang mengerikan, bukan karena Anda.
2     Biasakan memastikan lagi apa yang ia ceritakan. Sebisa mungkin, pastikan kebenaran informasi yang ia berikan dengan bertanya kepada teman, rekan kerja, atau melalui internet. Sekalipun ia memberikan informasi yang layak dipercaya, seseorang dengan kecenderungan psikopat sudah sepantasnya diragukan. Pikirkan lagi lebih lanjut: apakah hal ini terjadi secara tidak sengaja? Apakah ia berbohong dengan niat tertentu? Apakah ucapannya tidak sepenuhnya benar? Berusahalah mencari sumber lain untuk memastikan apakah informasi yang Anda peroleh memang benar.
3    Bersikaplah skeptis terhadap ucapan dan tindakannya. Psikopat suka berbohong, memanipulasi, tidak mampu berempati, dan memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keinginannya. Jangan pernah memercayai begitu saja ucapan dan tindakan seorang psikopat. Anda bisa menjaga skeptisisme dengan tidak memercayai apa pun yang Anda dengar, baca, atau bahkan lihat sendiri sebab ia mungkin melakukan hal tersebut demi kepentingan pribadi. Gunakan cara pandang ini ketika menghadapi orang yang Anda curigai sedang mengalami gangguan psikopat.
4  Jangan bertengkar dengannya. Psikopat selalu berusaha mengendalikan orang lain secara psikologis dan fisik. Ia ingin menjadi penentu dengan berusaha merayu, mengintimidasi, memanipulasi, dan menggunakan kekerasan agar bisa berkuasa. Dalam pertengkaran, psikopat harus selalu menang dengan cara apa pun. Oleh sebab itu, Anda akan kesulitan membela diri dan bisa mengalami trauma emosi dan fisik yang serius. Jika hal ini terjadi, jangan ditanggapi. Gunakan cara lain agar ia tahu bahwa Anda tidak mau terlibat dalam urusan seperti ini.
5      Jangan meminjamkan apa pun kepadanya. Jika ia meminta sesuatu kepada Anda, berikan alasan yang masuk akal untuk menolaknya agar ia tidak marah. Jika tidak, ia akan mencari kesempatan untuk menyakiti Anda (bukan hanya secara fisik) karena menolak permintaannya. Berusahalah membuatnya yakin bahwa Anda tidak bisa memenuhi keinginannya.
6      Bersikaplah sangat toleran dan sabar. Jika Anda harus menjalani hidup dengan seorang psikopat untuk selamanya, Anda harus memiliki toleransi dan kesabaran yang sangat besar untuk memproteksi diri. Anda harus bisa berkompromi setiap kali menghadapi masalah dengannya. Tidak ada gunanya mempertahankan pendirian dan menentang pendapat orang seperti ini. Berusahalah menjauhi orang ini sebisa mungkin. Jika tidak bisa, jangan memedulikan ucapannya.
7   Jangan perlihatkan kelemahan Anda. Menutupi kelemahan dari seorang psikopat adalah cara melindungi aspek emosional Anda yang bisa ia serang. Ada sisi tertentu dari kehidupan Anda yang tidak perlu Anda tunjukkan kepadanya agar tidak dimanipulasi. Seorang psikopat akan memanfaatkan kelemahan ini dan tidak pernah mau melepaskan Anda lagi. Ia tahu bahwa setiap orang memiliki kelemahan sehingga ia mengandalkan hal ini untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Jangan biarkan ia memanfaatkan Anda dengan selalu menyadari dan menguatkan diri sendiri.
Kesadaran organisasi / institusi dalam menghadapi psikopat organisasi juga perlu ditingkatkan, antara lain dengan melakukan asesmen psikologi secara berkala terhadap jajaran pegawai dan manajemennya. Melalui mekanisme ini, organisasi mampu merekrut orang-orang terbaik yang memiliki keahlian memimpin yang mumpuni, bukan sekadar manajemen psikopat yang mampu menimbulkan kesan baik tanpa memberikan kontribusi produktivitas yang signifikan dan bahkan menurunkan tingkat produktivitas dari lingkungan kerjanya.

Di akhir kata, semoga kita menjadi orang orang yang beruntung yang tidak perlu membuang waktu, energi dan pikiran kita, dan diberikan kesabaran lebih untuk menghadapi segala tantangan.

War Of The Smartphones

"The world was simpler when Apple & Blackberry just mere fruit and Android only appears on Terminator movie"


Ten years ago we would'nt expect how a single device that fits our palm could connect to Internet, streaming videos from youtube, act like a GPS, send and read e-mail and even edit and view office documents. Yes, we had live in an era when "Dumb Phone" dominates our live.

Slowly but sure, the golden era of these Dumb Phone began to fade away. The Smartphones take over the throne by offering more advanced computing ability and connectivity than a contemporary basic Dumb phone.

Currently, there are 3 major strains of Smartphone in the market: Blackberry OS, Android & iOS based device (Meebos were sucks and Palm Web Os penetration on the market still low). Since i'm an avid user of Android device, a newbie user of Blackberry Handset and adorer of iOS based device, it will become a great sin if i don't write a brainwaste which dedicated to these wonderful beasts.

Photobucket

By appointment of her Majesty Queen Elizabeth III, i declare this smartphones war! (note: Android "naked" interface was called "Vanilla")

Blackberry

Photobucket

In 2002, a Canadian based company (which is typicaly satire, just like their humour) RIM released the first BlackBerry which was the first smartphone optimized for wireless email use and had achieved a total customer base of 32 million subscribers by December 2009 (and Indonesian were their biggest victim! Yaay!). BlackBerry is primarily known for its ability to send and receive (push) Internet e-mail wherever mobile network service coverage is present, or through Wi-Fi connectivity. BlackBerry has the ability to use wireless data efficiently while using less power than other phones, three BlackBerrys use the same wireless spectrum as only one other smartphone!

Though it has amazing connectivity feature, Blackberry devices are lacking one important thing: A pleasant User Interface (UI). Blackberry UI is so straightforward, no transition effect, has poorly designed UI, and most important thing: no fun at all! That makes Blackberry suitable for bunch of people who doesn't have "fun" word on their dictionary in example: businessman, senior citizens & dinosaurs.


Android

Photobucket

Android is a mobile operating system initially developed by Android Inc but was bought by Google in 2005 (That makes Android has the strongest financial backup for development among other smartphones. Unit sales for Android OS smartphones ranked first among all smartphone OS handsets sold in the U.S. in the second and third quarters of 2010. with a third quarter market share of 43.6%.

Android is based upon a modified version of the Linux kernel. A linux kernel? Yes! That makes Android more PC-like OS than other competitor, not forgot to mention, theoretically due to its "open " nature, Android could also installed from refrigerator, DVD player, game console and even PC itself! Amazing isn't it? Not really for me, due to it's flexibility, Android OS never optimized for one device (like Apple & RIM did for their smartphone), it's unstable, sometimes it's laggy, even on high end device, in the end it feels like we're using an prototype, experimental device that only will be matured in 5 years for now. If you're an early adopter type fellow, or someone who likes to experimenting with their mobile devices (a geek *cough*) , Android surely will easily became a 'Deus-Ex-Machina', but for someone else whom adore stability and speed, Android is a no no.


iPhone

Photobucket

The iPhone is a line of Internet and multimedia-enabled smartphones designed and marketed by Apple Inc. The first iPhone was introduced on January 9, 2007. The user interface is built around the device's multi-touch screen, it works smoothly, response fluidly & beautifuly, has top of the line user experience and through Apple Inc superior marketing program, it was perceived "cool" by every age and gender. Supossedly, iPhone is the most ideal smartphone today on the market, but for me iPhone lacks something important: freedom!

iOS is a closed system which means, to interact with the system, software must contact several internal API without any right to contact the kernel directly. Apple prevents the developers to mess up with the iOS core itself . If this statement confuses you, then let me explain it in more blatant way; iPhone is lack of customization and personalization feature, your personal preference does not matter for Steve Jobs, once you bought iPhone, your identity will instantly be associated with Apple, you'll became another Apple fans whom doesn't have personal identity, they just let themself became Steve Jobs slave, and loosing their control & freedom *thats explain why iOS crack called jailbreak*!

A proud Iphone user surely conceive themself as cool & trendy dude, but IMHO they had loose their freedom and instead being controlled by Apple.


Blackberry vs Android vs iPhone User

Our Brainwaste today concluded with a astonishing illustration from our friendly neighbourhood @csectionscomic

Photobucket

Despite the differences, there is one thing that iPhone and Android users can both agree on: that RIM users are dinosaurs. Now, if Blackberry are dinosaurs, then Nokia must be fossils or dollar menu toys?


My brain is hot and my finger has been twisted, now please let me know which kind of smartphone user you are?

Saturday, January 22, 2011

Back From The Grave

Heya Brainwasters, you may think that i had a cryogenic sleep or got bitten by a zombie because it's been a while since my last post here (gosh, its been a year!).

Due to my current activity on contemplating world domination, i found that it's hard to spare some time on brainwasting * Notes: Naaah, this is a complete lie, i'm just too lazy to write*. In order to prevent the same mistake happens i again, thereby i declare that one of my 2011 resolutions was: "write at least 1 brainwaste a month or 12 brainwastes a year". So, let us revive and refresh the

journey to the pointless tought!!!

Thursday, December 31, 2009